Sabtu, 07 September 2013

Pink Feat Nate Ruess - Just Give Me a Reason (Lyrics and Translate)

Just Give Me a Reason
Pink Feat Nate Ruess

Right from the start 
Tepat saat ketika pertama kali dimulai
You were a thief 
Kau adalah pencuri
You stole my heart 
Kau curi hatiku
And I your willing victim
Dan aku bersedia jadi korbanmu

I let you see the parts of me 
Aku biarkan kau melihat bagian dari diriku
That were not all that pretty 
Yang tak semuanya bagus/cantik
And with every touch you fixed them 
Dan dengan setiap sentuhan kau benarkan mereka

Now you've been talking in your sleep oh oh 
Sekarang kau berkata dalam tidurmu oh oh
Things you never say to me oh oh 
Sesuatu yang kau tak pernah katakan padaku oh oh
Tell me that you've had enough 
 Mengatakan padaku bahwa kau sudah memiliki cukup
Of our love, our love
Dari cinta kita, cinta kita

Just give me a reason 
Hanya berilah aku alasan
Just a little bit's enough 
Hanya perlu sedikit saja
Just a second we're not broken just bent
Hanya perlu sedetik hubungan kita tidaklah hancur hanya merenggang
 And we can learn to love again
Dan kita dapat belajar mencintai kembali 

I'm sorry I do not understand 
Maafkan aku aku nggak mengerti
Where all of this is coming from 
Darima semua ini datangnya
I thought that we were fine 
Aku pikir bahwa kita baik-baik saja
(Oh, we had everything)
(Oh, kita punya semuanya) 

Your head is running wild again 
Pikiranmu mulai liar kembali
My dear we still have everythin '
Sayangku kita masih memiliki segalanya 
And it's all in your mind 
Dan itu semua hanya dipikiranmu
(Yeah but this is happenin ')
(Iya tapi ini terjadi)

You've been havin 'a real bad dreams oh oh 
Kau sedang benar-benar bermimpi buruk oh oh
You used to lie so close to me oh oh 
Kau berbohong padaku oh oh
There's nothing more than empty sheets 
Tidak ada apa-apa selain lembar kosong
Between our love, our love 
Diantara cinta kita, cinta kita
Oh our love, our love
Oh cinta kita, cinta kita 

Just give me a reason 
Hanya berilah aku alasan
Just a little bit's enough 
Hanya perlu sedikit saja
Just a second we're not broken just bent
Hanya perlu sedetik hubungan kita tidaklah hancur hanya merenggang
 And we can learn to love again
Dan kita dapat belajar mencintai kembali 

 I never stopped 
Aku nggak pernah berhenti
You're still written in the scars on my heart
Kau tetap tertulis  di bekas luka hatiku
You're not broken just bent 
Kau tidaklah hancur hanya merenggang
And we can learn to love again
Dan kita dapat belajar untuk mencintai lagi 

Oh tear ducts and rust 
Oh aliran air mata dan karat
I'll fix it for us 
Aku akan memperbaikinya untuk hubungan kita
We're collecting dust 
Kita  sedang mengumpulkan debu
But our love's enough
Tapi cukuplah cinta kita

You're holding it in 
 Kau memegangnya
You're pouring a drink 
Kau sedang menuangkan minum
No nothing is as bad as it seems 
Tidak tidak seburuk yang terlihat
We'll come clean
Kita akan membersihkannya 

Just give me a reason 
Hanya berilah aku alasan
Just a little bit's enough 
Hanya perlu sedikit saja
Just a second we're not broken just bent
Hanya perlu sedetik hubungan kita tidaklah hancur hanya merenggang
 And we can learn to love again
Dan kita dapat belajar mencintai kembali 

It's in the stars 
Ini terdapat di bintang-bintang
It's been written in the scars on our hearts
Ini tertulis di bekas luka pada hati kita 
That we're not broken just bent 
Bahwa hubungan kita tidaklah hancur hanya merenggang
And we can learn to love again
Dan kita dapat belajar untuk mencintai lagi 

Just give me a reason 
Hanya berilah aku alasan
Just a little bit's enough 
Hanya perlu sedikit saja
Just a second we're not broken just bent
Hanya perlu sedetik hubungan kita tidaklah hancur hanya merenggang
 And we can learn to love again
Dan kita dapat belajar mencintai kembali 

It's in the stars 
Ini terdapat di bintang-bintang
It's been written in the scars on our hearts
Ini tertulis di bekas luka pada hati kita 
That we're not broken just bent 
Bahwa hubungan kita tidaklah hancur hanya merenggang
And we can learn to love again
Dan kita dapat belajar untuk mencintai lagi 
Oh, we can learn to love again 
Oh, kita dapat belajar untuk mencintai lagi
Oh, we can learn to love again
 Oh, kita dapat belajar untuk mencintai lagi
 Oh oh, that we're not broken just bent 
Oh oh, bahwa hubungan kita bukannya hancur hanya merenggang
And we can learn to love again
Dan kita dapat belajar untuk mencitai lagi

Senin, 02 September 2013

Asal usul " BATU GANTUNG DI KOTA PARAPAT "

Pernah Tau Batu gantung dan Asal-usul Nama Kota Parapat...?

Dahulu kala, di sada huta terpencil di pinggiran Danau Toba Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri dengan seorang anak perempuannya yang cantik jelita bernama Seruni.


Selain rupawan, Seruni juga sangat rajin membantu orang tuanya bekerja di ladang. Setiap hari keluarga kecil itu mengerjakan ladang mereka yang berada di tepi Danau Toba, dan hasilnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Suatu hari, Seruni pergi ke ladang seorang diri, karena kedua orang tuanya ada keperluan di desa tetangga. Seruni hanya ditemani oleh seekor anjing kesayangannya bernama si Toki. Sesampainya di ladang, gadis itu tidak bekerja, tetapi ia hanya duduk merenung sambil memandangi indahnya alam Danau Toba. Sepertinya ia sedang menghadapi masalah yang sulit dipecahkannya. Sementara anjingnya, si Toki, ikut duduk di sebelahnya sambil menatap wajah Seruni seakan mengetahui apa yang dipikirkan majikannya itu. Sekali-sekali anjing itu menggonggong untuk mengalihkan perhatian sang majikan, namun sang majikan tetap saja usik dengan lamunannya.

Memang beberapa hari terakhir wajah Seruni selalu tampak murung. Ia sangat sedih, karena akan dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang pemuda yang masih saudara sepupunya. Padahal ia telah menjalin asmara dengan seorang pemuda pilihannya dan telah berjanji akan membina rumah tangga yang bahagia. Ia sangat bingung. Di satu sisi ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, dan di sisi lain ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan pemuda pujaan hatinya. Oleh karena merasa tidak sanggup memikul beban berat itu, ia pun mulai putus asa.

“Ya, Tuhan! Hamba sudah tidak sanggup hidup dengan beban ini,” keluh Seruni.

Beberapa saat kemudian, Seruni beranjak dari tempat duduknya. Dengan berderai air mata, ia berjalan perlahan ke arah Danau Toba. Rupanya gadis itu ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Danau Toba yang bertebing curam itu. Sementara si Toki, mengikuti majikannya dari belakang sambil menggonggong.

Dengan pikiran yang terus berkecamuk, Seruni berjalan ke arah tebing Danau Toba tanpa memerhatikan jalan yang dilaluinya. Tanpa diduga, tiba-tiba ia terperosok ke dalam lubang batu yang besar hingga masuk jauh ke dasar lubang. Batu cadas yang hitam itu membuat suasana di dalam lubang itu semakin gelap. Gadis cantik itu sangat ketakutan. Di dasar lubang yang gelap, ia merasakan dinding-dinding batu cadas itu bergerak merapat hendak menghimpitnya.

“Tolooooggg……! Tolooooggg……! Toloong aku, Toki!” terdengar suara Seruni meminta tolong kepada anjing kesayangannya.

Si Toki mengerti jika majikannya membutuhkan pertolongannya, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali hanya menggonggong di mulut lubang. Beberapa kali Seruni berteriak meminta tolong, namun si Toki benar-benar tidak mampu menolongnnya. Akhirnya gadis itu semakin putus asa.

“Ah, lebih baik aku mati saja daripada lama hidup menderita,” pasrah Seruni.

Dinding-dinding batu cadas itu bergerak semakin merapat.

“Parapat[2]… ! Parapat batu… Parapat!” seru Seruni menyuruh batu itu menghimpit tubuhnya..

Sementara si Toki yang mengetahui majikannya terancam bahaya terus menggonggong di mulut lubang. Merasa tidak mampu menolong sang majikan, ia pun segera berlari pulang ke rumah untuk meminta bantuan.

Sesampai di rumah majikannya, si Toki segera menghampiri orang tua Seruni yang kebetulan baru datang dari desa tetangga berjalan menuju rumahnya.

“Auggg…! auggg…! auggg…!” si Toki menggonggong sambil mencakar-cakar tanah untuk memberitahukan kepada kedua orang tua itu bahwa Seruni dalam keadaan bahaya.

“Toki…, mana Seruni? Apa yang terjadi dengannya?” tanya ayah Seruni kepada anjing itu.

“Auggg…! auggg…! auggg…!” si Toki terus menggonggong berlari mondar-mandir mengajak mereka ke suatu tempat.

“Pak, sepertinya Seruni dalam keadaan bahaya,” sahut ibu Seruni.

“Ibu benar. Si Toki mengajak kita untuk mengikutinya,” kata ayah Seruni.

“Tapi hari sudah gelap, Pak. Bagaimana kita ke sana?” kata ibu Seruni.

“Ibu siapkan obor! Aku akan mencari bantuan ke tetangga,” seru sang ayah.

Tak lama kemudian, seluruh tetangga telah berkumpul di halaman rumah ayah Seruni sambil membawa obor. Setelah itu mereka mengikuti si Toki ke tempat kejadian. Sesampainya mereka di ladang, si Toki langsung menuju ke arah mulut lubang itu. Kemudian ia menggonggong sambil mengulur-ulurkan mulutnya ke dalam lubang untuk memberitahukan kepada warga bahwa Seruni berada di dasar lubang itu.

Kedua orang tua Seruni segera mendekati mulut lubang. Alangkah terkejutnya ketika mereka melihat ada lubang batu yang cukup besar di pinggir ladang mereka. Di dalam lubang itu terdengar sayup-sayup suara seorang wanita: “Parapat… ! Parapat batu… Parapat!”

“Pak, dengar suara itu! Itukan suara anak kita! seru ibu Seruni panik.

“Benar, bu! Itu suara Seruni!” jawab sang ayah ikut panik.

“Tapi, kenapa dia berteriak: parapat, parapatlah batu?” tanya sang ibu.

“Entahlah, bu! Sepertinya ada yang tidak beres di dalam sana,” jawab sang ayah cemas.

Pak Tani itu berusaha menerangi lubang itu dengan obornya, namun dasar lubang itu sangat dalam sehingga tidak dapat ditembus oleh cahaya obor.

“Seruniii…! Seruniii… !” teriak ayah Seruni.

“Seruni…anakku! Ini ibu dan ayahmu datang untuk menolongmu!” sang ibu ikut berteriak.

Beberapa kali mereka berteriak, namun tidak mendapat jawaban dari Seruni. Hanya suara Seruni terdengar sayup-sayup yang menyuruh batu itu merapat untuk menghimpitnya.

“Parapat… ! Parapatlah batu… ! Parapatlah!”

“Seruniiii… anakku!” sekali lagi ibu Seruni berteriak sambil menangis histeris.

Warga yang hadir di tempat itu berusaha untuk membantu. Salah seorang warga mengulurkan seutastampar (tali) sampai ke dasar lubang, namun tampar itu tidak tersentuh sama sekali. Ayah Seruni semakin khawatir dengan keadaan anaknya. Ia pun memutuskan untuk menyusul putrinya terjun ke dalam lubang batu.

“Bu, pegang obor ini!” perintah sang ayah.

“Ayah mau ke mana?” tanya sang ibu.

“Aku mau menyusul Seruni ke dalam lubang,” jawabnya tegas.

“Jangan ayah, sangat berbahaya!” cegah sang ibu.

“Benar pak, lubang itu sangat dalam dan gelap,” sahut salah seorang warga.

Akhirnya ayah Seruni mengurungkan niatnya. Sesaat kemudian, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Bumi bergoyang dengan dahsyatnya seakan hendak kiamat. Lubang batu itu tiba-tiba menutup sendiri. Tebing-tebing di pinggir Danau Toba pun berguguran. Ayah dan ibu Seruni beserta seluruh warga berlari ke sana ke mari untuk menyelamatkan diri. Mereka meninggalkan mulut lubang batu, sehingga Seruni yang malang itu tidak dapat diselamatkan dari himpitan batu cadas.

Beberapa saat setelah gempa itu berhenti, tiba-tiba muncul sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis dan seolah-olah menggantung pada dinding tebing di tepi Danau Toba. Masyarakat setempat mempercayai bahwa batu itu merupakan penjelmaan Seruni yang terhimpit batucadas di dalam lubang. Oleh mereka batu itu kemudian diberi nama “Batu Gantung”.

Beberapa hari kemudian, tersiarlah berita tentang peristiwa yang menimpa gadis itu. Para warga berbondong-bondong ke tempat kejadian untuk melihat “Batu Gantung” itu. Warga yang menyaksikan peristiwa itu menceritakan kepada warga lainnya bahwa sebelum lubang itu tertutup, terdengar suara: “Parapat… parapat batu… parapatlah!”

Oleh karena kata “parapat” sering diucapkan orang dan banyak yang menceritakannya, maka Pekan yang berada di tepi Danau Toba itu kemudian diberi nama “Parapat”. Parapat kini menjadi sebuah kota kecil salah satu tujuan wisata yang sangat menarik di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Batu tersebut memang benar menggantung dibawah tebing dan tidak terjatuh. Ukurannya pun sekitar 2 meter dan menyerupai tubuh manusia.